Rabu, 22 Agustus 2012

Bagi-Bagi Cerita (Jatuh Cinta)

Semua orang pasti pernah merasa jatuh cinta paling tidak suka dengan lawan jenis mereka. Saya gak tau definisinya, yah anggaplah hal seperti itu adalah jatuh cinta. Saya pun pernah merasakan hal yang sama, sama seperti orang pada umumnya. Saya gak tertarik untuk bercerita tentang jatuh cinta yang saya alami setahun atau dua tahun yang lalu saat saya dewasa. Yah gak tertarik aja & mohon jangan ditanya alasannya.
Saya lebih tertarik bercerita tentang cinta monyet. Saya gak tau dari mana asal kata ini, saya hanya meminjam istilah umum dimasyarakat untuk sebutan bagi remaja yang baru merasa tertarik dengan lawan jenis saja. Dulu waktu saya smp mungkin 7 atau 8 tahun yang lalu saya pertama kali merasa tertarik dengan wanita. Maklum sebelum itu masih sd, masih ingusan  & hanya tertarik dengan main, main, main, main dan belum ada beban (kadang saya menginginkan hidup seperti itu terus). Setelah itu saya merasakan hal yang aneh, mungkin seperti ciri-ciri laki-laki tumbuh dewasa dengan segala perubahan fisik dan psikisnya. Mungkin.

Dulu saya sekolah smp di Dompu, the beautiful place in the world (bagi saya pribadi dan kadang ada juga teman yang setuju). Di sekolah itu saya bertemu sahabat-sahabat terbaik yah kalau boleh dibilang seperti laskar pelangi tapi anggotanya lebih banyak sekitar 1 kelas. Bangunannya indah, setidaknya smp yang bangunannya terindah di kota itu yang pernah saya lihat. Di belakangnya ada rumah sakit umum daerah & kayaknya kami tidak memerlukan UKS (unit kesehatan sekolah) waktu itu dan UKS memang tidak ada. Alasan logisnya cuma dua, pertama karena di belakang ada rumah sakit, jadi kalau ada yang sakit tinggal diantar ke sana atau alasan kedua, sekolah kami tak punya biaya untuk bikin UKS dengan segala perlengkapannya. Entah lah.

Dulu tradisi di sekolah kami (mungkin sampai sekarang masih jadi tradisi), sebelum memasuki pagar sekolah kami harus memungut sampah, sisa-sisa dedaunan yang jatuh di depan sekolah baru lah kami diizinkan masuk, maklum lah sekolah kami gak punya tukang sapu khusus. Kalau sudah masuk wilayah sekolah kami wajib membersihkan kelas kami sendiri, dari mulai halaman depan dan belakang sampai ruang kelas, itu wajib. Yah maklum saja, sekolah kami tidak punya cleaning service. Kalau gak bersih siap-siap dimarah guru BP. Masyaallah, guru BP kami itu galaknya setengah mati, kulitnya hitam mungkin karena sering berladang, alisnya tebal, matanya merah mungkin karena kena debu saat menempuh perjalanan jauh dari rumahnya ke sekolah dan ringan tangan tapi beliau mendidik, walaupun dengan caranya sendiri. Beliau paling awal hadir di sekolah dibandingkan murid-murid. He is so cool.

Nah…….Gara-gara tradisi ini lah, pengalaman pertama saya suka dengan seorang gadis terjadi kalau istilah jaman sekarang mungkin jatuh cinta. Kalau masalah bersih-bersih kelas, dulu saya lebih memilih membersihkan jendela atau halaman melakang. Gak tau kenapa tapi enak aja rasanya membersihkan dua tempat itu. Dan juga dari kedua tempat itu saya bisa melihat anak-anak sekolah kelas lain mulai berdatangan memasuki sekolah, bisa melihat orang-orang ke kantor, bisa melihat benhur (andong), bisa liat bemo (angkot dengan musik DJ dangdut). Pokoknya kedua tempat itu PW (posisi weeenakkk) bagi saya.

Dari kedua tempat itulah saya pertama kali melihat gadis kecil belasan tahun berparas cantik jelita, anak umur belasan berkerudung putih seputih kulitnya tentunya dan berbibir merah. Dari jendela berdebu itu, pertama kali saya mengamati seorang gadis dan pertama kali pula saya merasakan hal yang aneh, bener-bener aneh. Seperti rasa senang yang menggelisahkan, rasa senang yang bisa buat cengar cengir sendiri, perasaan senang yang membuat saya sering bernyanyi, pesaraan sengan yang bisa buat saya rajin kesekolah pagi-pagi dan rajin bersih-bersih walaupun cuma bersih-bersih jendela.  Waw alangkah hebatnya perasaan itu, seperti doping untuk selalu bersemangat ke sekolah sekolah. Mungkin pelajaran yang bisa diambil yaitu kalau anak anda atau adik anda malas ke sekolah maka ajarilah tentang cinta. Itu dopingnya.
Gadis kecil itu cantik menurut saya pada saat itu, memakai tas ransel kecil dari kulit sintetis, wajahnya putih, pipinya kemerah-merahan, berjalan sendiri menuju sekolah, kadang  tersenyum, kadang sedih mukanya di pagi hari, jalanya kadang nunduk, mungkin takut tersandung batu, tapi matanya indah, bulet dan bersinar. Pertanyaannya, kenapa saya tertarik? Saya juga gak tau, saya kan hanya melihat dari jendela. Saya hanya menggosok-gosok debu di jendela sambil bernyanyi lagunya iwan fals ”mata indah bola pimpong, masih kah kau kosong”. Maklumlah masih remaja, yah tepatnya masih kecil.

Kalau ditanya tentang suaranya, apakah merdu? Wah jawabanya saya tidak tahu. Karena sampai saya lulus smp pun saya tidak pernah mendengar suaranya karena gak pernah ngomong, atau bercakap-cakap sedikit saja. Jangankan bercakap-cakap, melihatnya jalan saja jantung saya sudah dag..dig..dug.
Jadi kenapa saya suka? Saya juga gak tahu. Apa dia tahu? Kayaknya tidak, atau mungkin tau. Itu gak masalah karena zaman saya kecil dulu gak tau yang namanya pede kate, gak punya hape untuk smsan paling banter cuma berkirim salam. Apa saya berkirim salam? Saya rasa tidak. Karena saya gak mau orang tau. Malu rasanya, maklumlah masih kecil. Paling takut kena ejekan teman-teman. Tapi yang paling penting saya menikmati perasaan aneh itu, walupun sambil nge lap jendela atau memungut sampah dibelakang kelas. Tapi saya menikmatinya kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar